Catur Purusartha
Dhrama Tujuan manusia menurut agama Hindu disebut Catur Purusartha (empat tujuan akhir). Tujuan hidup yang pertama adalah dharma. Sebagaimana telah dijelaskan didepan, dharma berarti agama atau kewajiban. Pertama-tama manusia haruslah menjadi manusia beragama. Beragama berarti hidup bermoral. Hidup bermoral merupakan landasan bagi tujuan tujuan hidup berikutnya.
Artha
Tujuan hidup kedua adalah Artha. Artha artinya materi atau secara sempit disebut uang, secara luas artha diartikan sebagai keberhasilan atau kesuksesan. Untuk hidupnya manusia memerlukan materi. Tanpa materi bagaimana kita menyelenggarakan kehidupan rumah tangga, pendidikan dan kewajiban- kewajiban agama? Tapi materi atau kesuksesan itu harus dicapai berdasarkan landasan agama dan dipergunakan sesuai dengan moral agama.
Kama
Tujuan hidup yang ketiga adalah Kama. Kama dalam arti sempit dimaksudkan kesenangan karena aktivitas seksual. Aktivitas seksual pertama-tama berfungsi sebagai prokreasi (regenerasi dan penerusan keturunan). Kedua aktivitas seksual berfungsi rekreasi (re=kembali, kreasi=menciptakan), peneguhan (kembali) hubungan cinta kasih antara suami dan isteri. Sekali lagi, kama harus dilandasi oleh dharma. Hubungan seksual itu harus dilakukan dalam kerangka perkawinan yang sah. Dalam arti luas kama juga mencakup kesenangan-kesenangan yang lain, misalnya yang ditimbulkan oleh keindahan dan seni.
Keseimbangan Jiwa dan Raga
Sebagaimana dikatakan dalam bahasan sebelumnya (Atman : Jiwa yang Kekal), manusia terdiri dari dua aspek yang saling melingkupi, yaitu badan dan jiwa. Masing-masing aspek ini, memiliki kebutuhan-kebutuhan tertentu. Artha dan kama (lebih) merupakan tujuan dari raga dan badan kita. Sedangkan dharma dan moksha merupakan tujuan dari jiwa kita.
Jadi kebutuhan raga dan jiwa kita harus dipenuhi secara seimbang. Agama Hindu sama sekali tidak mengajarkan pemeluknya untuk mengabaikan dunia. Tapi agama Hindu juga tidak mengajarkan kita hanya memikirkan dunia. Tujuan kita yang tertinggi yaitu moksha dicapai melalui perjalanan kita dalam kehidupan didunia ini. Jadi dapat dikatakan ketiga tujuan di atas, yaitu dharma, artha dan kama, merupakan tangga bagi tujuan hidup yang terakhir yaitu moksha. Bagaimana kita memperoleh ketiga tujuan ini, bagaimana kita mempergunakan artha dan kama akan menentukan apakah kita akan mencapai tujuan tertinggi itu atau tidak.
Surga adalah Persinggahan Sementara.
Dalam agama Hindu surga merupakan persinggahan sementara. Menurut Swami Dayananda Saraswati, surga adalah pengalaman liburan. Seperti seorang pergi ke Hawai atau ke Bali untuk bersenang-senang sebentar membelanjakan uangnya dan kemudian kembali ke rumahnya.
Bagavad Gita mengatakan : "Setelah menikmati surga yang luas, mereka kembali kedunia ini sesuai ajaran kitab suci. Demi kenikmatan mereka datang dan pergi".
Surga adalah kesenangan sementara (pleasure). Sedangkan kebahagiaan yang sejati (Joy atau happiness) adalah Moksha.
Apakah Moksha?
Menurut Radhakrisnan moksha adalah kelepasan, lepas dari ikatan panca indera dan prinbadi, kepicikan dan keterikatan. Moksha merupakan hasil dari perluasan pribadi dan kebebasan atau kemerdekaan.
K. B. Bahadur menjelaskan moksha adalah kemerdekaan dan kebebasan, terlepasnya jiwa dari rangkaian kelahiran dan kematian. Moksha merupakan tujuan tertinggi setiap orang.
Moksha adalah hidup tak terbatas, pengetahuan tak terbatas dan kebahagiaan tak terbatas. Pembebasan manusia dari segala keterbatasan. Moksha disebut juga jivan-mukti, atau kebahagiaan jiwa yang tiada terbatas. 7). Dalam Upanishad dikatakan moksha adalah persatuan jiwa (roh) dengan Tuhan (Brahman) ibarat sungai yang mengalir ke laut dan kemudian bersatu dengan laut. Upanishad mengatakan : "Temukan kebahagiaan pada kelepasan" (Isa Upanishad); "Tuhan yang Esa yang tak terbatas adalah sumber kebahagiaan (yang terbatas)". (Chandogya Upa). "Moksha atau kebebasan adalah tinggal dalam wujud-Nya yang abadi (Maha). Apa yang dimaksud dengan pernyataan- pernyataan diatas?, Ia tampak sebagai ramuan-ramuan abstrak? Sulit bagi kita untuk membayangkan kebahagiaan yang dimaksudkan dalam moksha.
Di dunia ini kita merasa bahagia bila karir kita sukses. Hubungan suami istri dan hidup rumah tangga kita tidak mengalami gangguan. Anak-anak kita sehat dan cerdas. Apakah ada kebahagiaan tanpa kesenangan seksual, kenikmatan lidah karena memakan buah atau minuman arak yang lesat? Kenikmatan seksual dan kenikmatan lidah karena makanan atau minuman bersifat badani. Karena itu bersifat sementara. Kenikmatan seksual hanya terasa selama aktivitas seksual itu berlangsung. Setelah aktivitas ini selesai, habis juga kenikmatan itu. Kenikmatan karena makanan dan minuman juga terjadi hanya selama kegiatan makan dan minum itu berlangsung. Setalah kegiatan ini selesai, habis juga kesenangannya. Kebahagiaan yang sejati dan abadi tidak tergantung kepada aktivitas badani. Ia bersifat spiritual yang disebabkan oleh kehadiran Yang Suci.
Pengalaman Orang-orang yang Pernah "Mati".
Dokter Raymond A. Moody, Jr, seorang psikiater telah mengadakan penelitian tentang orang-orang yang pernah dinyatakan mati kemudian hidup kembali (near death experience atau mati suri). Pengalaman- pengalaman dari orang- orang yang pernah mengalami kematian seperti ini dikumpulkannya dalam bukunya yang terkenal "Life After Life" telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi "Hidup Sesudah Mati", diterbitkan oleh PT Gramedia.
Seseorang sedang menghadapi maut, pada saat ia mencapi puncak krisis fisiknya, ia mendengar ia dinyatakan mati oleh dokternya. Pada saat itu ia merasa dirinya bergerak dengan cepat melalui suatu terowongan yang gelap dan panjang. Setelah itu ia merasa tiba-tiba berada di luar jasadnya, tapi masih tetap dalam lingkungn yang sama. Ia melihat jasadnya dari satu jarak, seolah-olah ia seorang penonton. Ia menyaksikan usaha-usaha (dokter dan perawat) untuk menghidupkannya kembali. Tak lama kemudian ia melihat arwah saudara- saudara dan kawan-kawannya yang sudah meninggal, dan suatu mahluk cahaya yang penuh kehangatan dan cinta kasih belum pernah ditemuinya muncul dihadapannya. Sebelumnya mahluk tersebut meminta ia menilai kehidupannya dan membantunya dengan menunjukkan kilasan kejadian-kejadian penting dalam hidupnya secara tiba-tiba. Pada suatu saat ia merasa sampai pada satu batas dan ia harus kembali.Tapi ia tak ingin kembali. Di tempat baru ini ia ditemui oleh rasa gembira cinta dan kedamaian yang meluap-luap. Meskipun demikian, entah bagaimana ia bersatu kembali dengan jasadnya, dan ia hidup.
Inilah pengalaman dari orang-orang yang pernah mengalami kematian lalu hidup lagi:
"Semua rasa sakit musnah" "Ada rasa damai dan tenang yang mutlak. Tak ada rasa takut sama sekali" "Setelah aku kembali, aku terus menerus menangis selama kurang lebih seminggu karena aku harus hidup di dunia ini setelah aku melihat dunia yang satu lagi".
Berikut ini kita kutipkan pernyataan-pernyataan mereka secara lengkap.
"Pada saat terluka aku merasakan suatu perasaan sakit yang sangat hebat. Tapi kemudian semua rasa sakit lenyap. Hari terasa dingin, namun demikian sementara saya berada dalam tempat gelap itu saya merasakan kehangatan dan suatu perasaan senang tiada taranya yang pernah saya alami sebelumnya".
Seorang wanita yang bernafas kembali setelah serangan jantung menuturkan:
"Saya mengalami perasaan yang sangat menyenangkan. Saya tidak merasakan perasaan lain kecuali kedamaian, kesenangan, hanya ketenangan. Saya merasa semua kesulitan saya hilang dan saya berkata kepada diri saya sendiri". "Alangkah tenang dan damainya, dan saya tidak merasa sakit sama sekali".
Seorang laki-laki yang lain menceritakan:
"Saya merasa kesunyian dan damai yang amat menyenangkan. Pengalaman itu sangat indah, dan saya merasakan kedamaian dalam hatiku".
Seorang pria yang "mati" setelah terluka dalam perang vietnam mengatakan ia merasakan : "suatu perasaan lega yang luar biasa.Tak ada rasa sakit dan aku belum pernah merasa begitu santai. Aku merasa ketentraman dan semua begitu indah".
Seorang wanita menuturkan :
"Saya menunggu tante saya yang sudah tua selama sakitnya yang terakhir. Saya membantu merawatnya dan pada waktu itu semua anggota keluarga berdo'a untuk kesembuhannya. Nafasnya berhenti beberapa kali tapi kemudaian ia hidup lagi. Akhirnya satu hari ia melihat saya dan berkata: "Joan, saya sudah ada di dunia sana, dan disana indah sekali. Saya ingin tinggal disana, tapi saya tidak bisa selama kamu berdoa agar saya kembali kesini bersama kalian. Doa kalian membuat saya tetap tinggal di sini. Tolonglah jangan berdoa lagi". Kami semua memenuhi permintaannya berhenti berdoa, dan tak lama kemudian ia meninggal".
Dalam bagian lain Dr. Raymond A. Moody, Jr. menjelaskan:
Bahkan mereka yang sebelumnya memiliki keyakinan tradisional tentang kehidupan sesudah mati tampaknya mulai sedikit berubah dengan keyakinannya semula setelah mereka mengalami "kematian" itu. Sesungguhnya dalam semua laporan yang saya kumpulkan tidak seorangpun dari mereka melukiskan gambaran mithological tentang apa yang terdapat pada kehidupan di dunia setelah mati itu. Tidak seorangpun menjelaskan surga para kartunis yang gerbangnya penuh permata, jalan-jalan yang dibuat dari emas, dan malaikat-malaikat bersayap yang memainkan harpa, tidak ada neraka dengan api berkobar-kobar dan setan-setan dengan garpu penyiksa.
Allan Pring yang pernah mendapat pengalaman melihat "dunia lain" mengatakan : "Disana tidak ada seks, uang atau apapun yang berbau nafsu".
Jika tidak ada neraka, lalu bagaimana dengan konsep ganjaran dan hukuman yang diajarkan oleh agama-agama? Apakah semua orang, tanpa memperhatikan perbuatannya di dunia ini akan memperoleh kebahagiaan di akhirat?.
Kemungkinan orang-orang yang pernah mengalami "kematian" yang diselidiki oleh Dr. Raymond A. Moody adalah orang-orang yang pada umumnya telah berbuat baik di dunia. Sebab dalam buku itu juga diceritakan bahwa orang-orang yang mencoba bunuh diri, "mati" lalu hidup kembali mengalami keadaan yang sama sekali tidak menyenangkan.
Penjelasan lainnya adalah bahwa orang-orang yang melakukan perbuatan-perbuatan buruk, akan mendapat penderitaan dalam kelahirannya kembali di dunia ini.
Dhrama Tujuan manusia menurut agama Hindu disebut Catur Purusartha (empat tujuan akhir). Tujuan hidup yang pertama adalah dharma. Sebagaimana telah dijelaskan didepan, dharma berarti agama atau kewajiban. Pertama-tama manusia haruslah menjadi manusia beragama. Beragama berarti hidup bermoral. Hidup bermoral merupakan landasan bagi tujuan tujuan hidup berikutnya.
Artha
Tujuan hidup kedua adalah Artha. Artha artinya materi atau secara sempit disebut uang, secara luas artha diartikan sebagai keberhasilan atau kesuksesan. Untuk hidupnya manusia memerlukan materi. Tanpa materi bagaimana kita menyelenggarakan kehidupan rumah tangga, pendidikan dan kewajiban- kewajiban agama? Tapi materi atau kesuksesan itu harus dicapai berdasarkan landasan agama dan dipergunakan sesuai dengan moral agama.
Kama
Tujuan hidup yang ketiga adalah Kama. Kama dalam arti sempit dimaksudkan kesenangan karena aktivitas seksual. Aktivitas seksual pertama-tama berfungsi sebagai prokreasi (regenerasi dan penerusan keturunan). Kedua aktivitas seksual berfungsi rekreasi (re=kembali, kreasi=menciptakan), peneguhan (kembali) hubungan cinta kasih antara suami dan isteri. Sekali lagi, kama harus dilandasi oleh dharma. Hubungan seksual itu harus dilakukan dalam kerangka perkawinan yang sah. Dalam arti luas kama juga mencakup kesenangan-kesenangan yang lain, misalnya yang ditimbulkan oleh keindahan dan seni.
Keseimbangan Jiwa dan Raga
Sebagaimana dikatakan dalam bahasan sebelumnya (Atman : Jiwa yang Kekal), manusia terdiri dari dua aspek yang saling melingkupi, yaitu badan dan jiwa. Masing-masing aspek ini, memiliki kebutuhan-kebutuhan tertentu. Artha dan kama (lebih) merupakan tujuan dari raga dan badan kita. Sedangkan dharma dan moksha merupakan tujuan dari jiwa kita.
Jadi kebutuhan raga dan jiwa kita harus dipenuhi secara seimbang. Agama Hindu sama sekali tidak mengajarkan pemeluknya untuk mengabaikan dunia. Tapi agama Hindu juga tidak mengajarkan kita hanya memikirkan dunia. Tujuan kita yang tertinggi yaitu moksha dicapai melalui perjalanan kita dalam kehidupan didunia ini. Jadi dapat dikatakan ketiga tujuan di atas, yaitu dharma, artha dan kama, merupakan tangga bagi tujuan hidup yang terakhir yaitu moksha. Bagaimana kita memperoleh ketiga tujuan ini, bagaimana kita mempergunakan artha dan kama akan menentukan apakah kita akan mencapai tujuan tertinggi itu atau tidak.
Surga adalah Persinggahan Sementara.
Dalam agama Hindu surga merupakan persinggahan sementara. Menurut Swami Dayananda Saraswati, surga adalah pengalaman liburan. Seperti seorang pergi ke Hawai atau ke Bali untuk bersenang-senang sebentar membelanjakan uangnya dan kemudian kembali ke rumahnya.
Bagavad Gita mengatakan : "Setelah menikmati surga yang luas, mereka kembali kedunia ini sesuai ajaran kitab suci. Demi kenikmatan mereka datang dan pergi".
Surga adalah kesenangan sementara (pleasure). Sedangkan kebahagiaan yang sejati (Joy atau happiness) adalah Moksha.
Apakah Moksha?
Menurut Radhakrisnan moksha adalah kelepasan, lepas dari ikatan panca indera dan prinbadi, kepicikan dan keterikatan. Moksha merupakan hasil dari perluasan pribadi dan kebebasan atau kemerdekaan.
K. B. Bahadur menjelaskan moksha adalah kemerdekaan dan kebebasan, terlepasnya jiwa dari rangkaian kelahiran dan kematian. Moksha merupakan tujuan tertinggi setiap orang.
Moksha adalah hidup tak terbatas, pengetahuan tak terbatas dan kebahagiaan tak terbatas. Pembebasan manusia dari segala keterbatasan. Moksha disebut juga jivan-mukti, atau kebahagiaan jiwa yang tiada terbatas. 7). Dalam Upanishad dikatakan moksha adalah persatuan jiwa (roh) dengan Tuhan (Brahman) ibarat sungai yang mengalir ke laut dan kemudian bersatu dengan laut. Upanishad mengatakan : "Temukan kebahagiaan pada kelepasan" (Isa Upanishad); "Tuhan yang Esa yang tak terbatas adalah sumber kebahagiaan (yang terbatas)". (Chandogya Upa). "Moksha atau kebebasan adalah tinggal dalam wujud-Nya yang abadi (Maha). Apa yang dimaksud dengan pernyataan- pernyataan diatas?, Ia tampak sebagai ramuan-ramuan abstrak? Sulit bagi kita untuk membayangkan kebahagiaan yang dimaksudkan dalam moksha.
Di dunia ini kita merasa bahagia bila karir kita sukses. Hubungan suami istri dan hidup rumah tangga kita tidak mengalami gangguan. Anak-anak kita sehat dan cerdas. Apakah ada kebahagiaan tanpa kesenangan seksual, kenikmatan lidah karena memakan buah atau minuman arak yang lesat? Kenikmatan seksual dan kenikmatan lidah karena makanan atau minuman bersifat badani. Karena itu bersifat sementara. Kenikmatan seksual hanya terasa selama aktivitas seksual itu berlangsung. Setelah aktivitas ini selesai, habis juga kenikmatan itu. Kenikmatan karena makanan dan minuman juga terjadi hanya selama kegiatan makan dan minum itu berlangsung. Setalah kegiatan ini selesai, habis juga kesenangannya. Kebahagiaan yang sejati dan abadi tidak tergantung kepada aktivitas badani. Ia bersifat spiritual yang disebabkan oleh kehadiran Yang Suci.
Pengalaman Orang-orang yang Pernah "Mati".
Dokter Raymond A. Moody, Jr, seorang psikiater telah mengadakan penelitian tentang orang-orang yang pernah dinyatakan mati kemudian hidup kembali (near death experience atau mati suri). Pengalaman- pengalaman dari orang- orang yang pernah mengalami kematian seperti ini dikumpulkannya dalam bukunya yang terkenal "Life After Life" telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi "Hidup Sesudah Mati", diterbitkan oleh PT Gramedia.
Seseorang sedang menghadapi maut, pada saat ia mencapi puncak krisis fisiknya, ia mendengar ia dinyatakan mati oleh dokternya. Pada saat itu ia merasa dirinya bergerak dengan cepat melalui suatu terowongan yang gelap dan panjang. Setelah itu ia merasa tiba-tiba berada di luar jasadnya, tapi masih tetap dalam lingkungn yang sama. Ia melihat jasadnya dari satu jarak, seolah-olah ia seorang penonton. Ia menyaksikan usaha-usaha (dokter dan perawat) untuk menghidupkannya kembali. Tak lama kemudian ia melihat arwah saudara- saudara dan kawan-kawannya yang sudah meninggal, dan suatu mahluk cahaya yang penuh kehangatan dan cinta kasih belum pernah ditemuinya muncul dihadapannya. Sebelumnya mahluk tersebut meminta ia menilai kehidupannya dan membantunya dengan menunjukkan kilasan kejadian-kejadian penting dalam hidupnya secara tiba-tiba. Pada suatu saat ia merasa sampai pada satu batas dan ia harus kembali.Tapi ia tak ingin kembali. Di tempat baru ini ia ditemui oleh rasa gembira cinta dan kedamaian yang meluap-luap. Meskipun demikian, entah bagaimana ia bersatu kembali dengan jasadnya, dan ia hidup.
Inilah pengalaman dari orang-orang yang pernah mengalami kematian lalu hidup lagi:
"Semua rasa sakit musnah" "Ada rasa damai dan tenang yang mutlak. Tak ada rasa takut sama sekali" "Setelah aku kembali, aku terus menerus menangis selama kurang lebih seminggu karena aku harus hidup di dunia ini setelah aku melihat dunia yang satu lagi".
Berikut ini kita kutipkan pernyataan-pernyataan mereka secara lengkap.
"Pada saat terluka aku merasakan suatu perasaan sakit yang sangat hebat. Tapi kemudian semua rasa sakit lenyap. Hari terasa dingin, namun demikian sementara saya berada dalam tempat gelap itu saya merasakan kehangatan dan suatu perasaan senang tiada taranya yang pernah saya alami sebelumnya".
Seorang wanita yang bernafas kembali setelah serangan jantung menuturkan:
"Saya mengalami perasaan yang sangat menyenangkan. Saya tidak merasakan perasaan lain kecuali kedamaian, kesenangan, hanya ketenangan. Saya merasa semua kesulitan saya hilang dan saya berkata kepada diri saya sendiri". "Alangkah tenang dan damainya, dan saya tidak merasa sakit sama sekali".
Seorang laki-laki yang lain menceritakan:
"Saya merasa kesunyian dan damai yang amat menyenangkan. Pengalaman itu sangat indah, dan saya merasakan kedamaian dalam hatiku".
Seorang pria yang "mati" setelah terluka dalam perang vietnam mengatakan ia merasakan : "suatu perasaan lega yang luar biasa.Tak ada rasa sakit dan aku belum pernah merasa begitu santai. Aku merasa ketentraman dan semua begitu indah".
Seorang wanita menuturkan :
"Saya menunggu tante saya yang sudah tua selama sakitnya yang terakhir. Saya membantu merawatnya dan pada waktu itu semua anggota keluarga berdo'a untuk kesembuhannya. Nafasnya berhenti beberapa kali tapi kemudaian ia hidup lagi. Akhirnya satu hari ia melihat saya dan berkata: "Joan, saya sudah ada di dunia sana, dan disana indah sekali. Saya ingin tinggal disana, tapi saya tidak bisa selama kamu berdoa agar saya kembali kesini bersama kalian. Doa kalian membuat saya tetap tinggal di sini. Tolonglah jangan berdoa lagi". Kami semua memenuhi permintaannya berhenti berdoa, dan tak lama kemudian ia meninggal".
Dalam bagian lain Dr. Raymond A. Moody, Jr. menjelaskan:
Bahkan mereka yang sebelumnya memiliki keyakinan tradisional tentang kehidupan sesudah mati tampaknya mulai sedikit berubah dengan keyakinannya semula setelah mereka mengalami "kematian" itu. Sesungguhnya dalam semua laporan yang saya kumpulkan tidak seorangpun dari mereka melukiskan gambaran mithological tentang apa yang terdapat pada kehidupan di dunia setelah mati itu. Tidak seorangpun menjelaskan surga para kartunis yang gerbangnya penuh permata, jalan-jalan yang dibuat dari emas, dan malaikat-malaikat bersayap yang memainkan harpa, tidak ada neraka dengan api berkobar-kobar dan setan-setan dengan garpu penyiksa.
Allan Pring yang pernah mendapat pengalaman melihat "dunia lain" mengatakan : "Disana tidak ada seks, uang atau apapun yang berbau nafsu".
Jika tidak ada neraka, lalu bagaimana dengan konsep ganjaran dan hukuman yang diajarkan oleh agama-agama? Apakah semua orang, tanpa memperhatikan perbuatannya di dunia ini akan memperoleh kebahagiaan di akhirat?.
Kemungkinan orang-orang yang pernah mengalami "kematian" yang diselidiki oleh Dr. Raymond A. Moody adalah orang-orang yang pada umumnya telah berbuat baik di dunia. Sebab dalam buku itu juga diceritakan bahwa orang-orang yang mencoba bunuh diri, "mati" lalu hidup kembali mengalami keadaan yang sama sekali tidak menyenangkan.
Penjelasan lainnya adalah bahwa orang-orang yang melakukan perbuatan-perbuatan buruk, akan mendapat penderitaan dalam kelahirannya kembali di dunia ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar